Thursday, October 27, 2011

Pemuda dan Sosialisasi (Tugas 5)

Sebelum kita masuk ke tema ini, baik jika kita mengetahui, apa itu Pemuda dan Sosialisasi.


Pemuda identik dengan sebagai sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dsb. Kelemahan mecolok dari seorang pemuda adalah kontrol diri dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda yang paling menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri.
sumber : http://wahyuningtiyas.blogspot.com/2008/12/pengertian-pemuda-menurut-kamus.html


Proses sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar seseorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai masyarakat tempat ia menjadi anggota sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berprilaku sesuai dengan tuntunan atau perilaku masyarakatnya.
Sosialisasi dimulai dari keluarga kemudian ke tetangga, teman sebaya, sekolah, masyarakat terbatas, komunitas kerja dan masyarakat luas.

Sumber: 
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1809954-sosialisasi/#ixzz1bz6xGc5v



Masalah umum yang akan saya ungkap adalah melihat bagaimana cara pandang pemuda di zaman sekarang dalam bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.



PEMUDA merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan, betapa tidak peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang menolak kekeuasaan.
Sejarah telah mencatat kiprah pemuda-pemuda yang tak kenal waktu yang selalu berjuang dengan penuh semangat biarpun jiwa raga menjadi taruhannya. Indonesia merdeka berkat pemuda-pemuda Indonesia yang berjuang seperti Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Bung Tomo dan lain-lain dengan penuh mengorbankan dirinya untuk bangsa dan Negara.
Dalam sebuah pidatonya, Sukarno pernah mengorbakan semangat juang Pemuda apa kata Sukarno “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Begitu besar peranan pemuda di mata Sukarno, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia menjadi negara Super Power.
Satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa merupakan sumpah pemuda yang di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Begitu kompaknya pemuda Indonesia pada waktu itu, dan apakah semangat pemuda sekarang sudah mulai redup, seolah dalam kacamata negara dan masyarakat seolah-olah atau kesannya pemuda sekarang malu untuk mewarisi semangat nasionalisime. Hal tersebut di pengaruhi oleh Globalisasi yang penuh dengan tren.
Sukarno, Hatta, Syahrir seandainya mereka masih hidup pasti mereka menangis melihat semangat nasionalisme pemuda Indonesia sekarang yang selalu mementingkan kesenangan dan selalu mementikan diri sendiri.
Sekarang Pemuda lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik dan sedikit sekali yang melakukan peranan sebagai kelompok sosial, sehingga kemandirian pemuda sangat sulit berkembang dalam mengisi pembangunan ini.
Peranan pemuda dalam sosialisi bermasyrakat sungguh menurun dratis, dulu bisanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar. Pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan, selalu bermain-main dan bahkan ketua RT/RW nya saja dia tidak tahu.
Kini pemuda pemudi kita lebih suka peranan di dunia maya ketimbang dunia nyata. Lebih suka nge Facebook, lebih suka aktif di mailing list, lebih suka di forum ketimbang duduk mufakat untuk kemajuan RT, RW, Kecamatan, Provinsi bahkan di tingkat lebih tinggi adalah Negara.
Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda kearah masyarakat madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan anak-anak.
sumber http://sosbud.kompasiana.com/2010/02/23/peranan-pemuda-dalam-sosialisasi-bermasyarakat/

Individu, Keluarga, dan Masyarakat


Banyak di lingkungan sehari-hari tempat kita tinggal, terjadi keanehan-keanehan cerita tentang sekelompok orang yang tinggal dalam satu rumah (keluarga) yang bermasalah, entah itu dikucilkan, atau diperbincangkan secara positif. Baik adanya jika respon dari tetangga tempat kita tinggal itu postive, jikalau negative? Apa yang akan terjadi? tentunya menjadi ketidakenakan bagi kita yang mendengarnya, maupun bagi keluarga yang dikucilkan itu sendiri. 

Lepas dari teori-teori itu, ada dua cara utama yang bisa dipakai untuk memberikan solusi bagi keluarga yang dikucilkan tersebut :

  1. Keluarga Sebagai Suatu Sistem Pendukung
    Meskipun beberapa keluarga terpisah secara geografis atau terpisah karena ketidakcocokan dan tekanan, namun keluarga besar (termasuk di dalamnya kakek, nenek, bibi, paman, dan sepupu) memberikan bantuan dalam berbagai cara. Keluarga idealnya:
    • mengumpulkan dan menyebarkan informasi tentang dunia;
    • memberikan nilai-nilai dan tuntunan dalam membangun agama dan standar etik;
    • menyediakan tempat di mana individu bisa mendapatkan umpan balik tentang perilaku mereka;
    • mengajarkan keterampilan dasar, termasuk hubungan dengan sesama dan keterampilan menyelesaikan masalah;
    • memberikan tuntunan dalam menyelesaikan masalah;
    • menyediakan informasi tentang bantuan dari sumber-sumber luar;
    • menjadi penengah dalam pertikaian;
    • memberikan pendampingan praktis saat muncul kebutuhan;
    • menjadi tempat istirahat yang nyaman, penyembuhan, dan rekreasi;
    • memberikan identitas dan tempat untuk merasa diterima;
    • mengendalikan perilaku saat perilaku itu di luar batas kewajaran;
    • membantu memahami emosi, misalnya kekhawatiran, depresi, rasa bersalah, keraguan, atau keputusasaan; dan
    • memberi dukungan selama masa krisis dan melewati periode yang lebih lama lagi dalam menyesuaikan diri terhadap kehilangan dan perpisahan.
    Layaknya individu, keluarga juga berubah dan berputar. Contohnya, anak-anak prasekolah memiliki pengalaman yang berbeda dalam keluarga dibandingkan ketika menjadi mahasiswa, pengantin baru, atau orang tua dari dua atau tiga anak. Saat anak-anak kita menjadi remaja, saat mereka meninggalkan rumah dan menikah, dan saat kita berusia lanjut, pengalaman-pengalaman kita sebagai anggota keluarga juga berubah. Bila ada perceraian, pernikahan kembali, penyakit serius, atau kematian anggota keluarga, pengalaman seluruh keluarga pun berubah kembali.
    Saat perubahan-perubahan ini terjadi, anggota keluarga sering saling mendukung, membantu, menuntun, dan mendorong. Bahkan dalam keluarga yang disfungsi sekalipun -- di mana perselisihan dan percekcokan sudah menjadi hal yang biasa -- anggota keluarga cenderung saling menguatkan satu dengan yang lainnya di saat terjadi perubahan dan krisis.
    Sering kali, anggota keluarga dibantu oleh para tetangga, teman, rekan kerja, dan anggota persekutuan gereja. Para profesional menyebut jaringan persaudaraan dan teman-teman ini sebagai suatu sistem pendukung. Sebagian besar dari kita mendapatkan bantuan dari sistem orang-orang yang menopang kita, dan sebagian besar lagi adalah bagian dari beberapa sistem yang menolong dan membantu orang lain. Selain itu, untuk memberikan perhatian dan tuntunan, sistem pendukung ini memberikan penerimaan, pelatihan dalam masyarakat, pengembangan keterampilan, dukungan dalam masa-masa transisi, bantuan dengan keinginan yang kuat dan pengendalian diri, serta alasan untuk berharap. Ada bukti bahwa orang-orang yang memiliki sistem pendukung yang dibangun dengan baik cenderung lebih jarang mengalami penyakit mental dan fisik, serta memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi stres.
    Meskipun banyak orang berpikir keluarga sebagai sistem pendukung utama mereka, pada suatu saat seluruh keluarga membutuhkan dukungan. Sering kali, dukungan ini berasal dari individu-individu dan keluarga lain dalam masyarakat itu, dan sering kali bantuan itu berasal dari gereja. Bersama-sama, keluarga dalam gereja bisa membantu keluarga dan orang lain menyelesaikan krisis dan menghadapi kenyataan hidup. Selain itu, dalam konseling Kristen, termasuk dalam konseling keluarga, keluarga yang mendukung dalam gereja dan komunitas adalah berbeda.
  2. Keluarga Sebagai Sistem Terapi
    Ada saat-saat di mana keluarga menjadi bagian dari masalah konseli. Bahkan saat anggota keluarga benar-benar ingin membantu, kadang-kadang mereka malah mengganggu jalannya konseling dan lebih banyak menimbulkan masalah daripada menyelesaikan masalah. Karena pengaruh-pengaruh inilah, beberapa konselor memilih untuk bekerja dengan seluruh keluarga, meskipun hanya ada satu anggota keluarga saja yang dianggap bermasalah.
    Konselor keluarga sering kali menganggap bahwa masalah seseorang tidak pernah muncul dengan sendirinya. Seperti yang telah kita lihat, keluarga melakukan banyak hal dalam membentuk perilaku manusia, memberikan nilai-nilai dan keuntungan, dan mengajarkan bagaimana menghadapi krisis. Bila seorang anggota keluarga memiliki masalah, hal ini bisa menunjukkan bagaimana perilaku dan komunikasi keluarga konseli itu. Orang yang datang untuk konseling mungkin adalah pembawa gejala yang punya tanda-tanda masalah yang jelas bahwa ada sesuatu yang salah dalam keluarga. Menolong konseli tidak akan banyak membantu bila dia terus hidup dalam keluarga yang tidak sehat. Memang bila konseli mulai mengubah perilakunya dan memperbaiki diri, hal ini bisa menimbulkan kebingungan dan bahkan kekacauan dalam kehidupan keluarga itu. Kebingungan keluarga selanjutnya bisa menjadi masalah yang lebih besar bagi konseli.
    Sebagai contoh, keluarga yang terdiri dari tiga orang dan ayahnya adalah seorang pemabuk. Selama ayah itu menjadi pemabuk, ibu dan anak mungkin memiliki satu tujuan yang jelas: melindungi, mencukupkan diri sendiri, dan berusaha mengubah kebiasaan mabuk itu. Tetapi, anggap saja pemabuk itu kemudian menjalani perawatan, berhenti mabuk, dan memutuskan untuk mengambil peran sebagai kepala keluarga. Tiba-tiba si anak, khususnya si ibu, merasa tidak ada lagi gunanya hidup. Akibatnya, dia menjadi depresi sehingga si ayah dan anak bersama-sama merawat si ibu. Dalam satu keluarga (dan mungkin di banyak keluarga lainnya) pengaturan yang tidak teratur ini berlangsung selama bertahun-tahun. Saat suaminya mabuk, istrinya mengeluh tetapi dia baik-baik saja. Saat suami itu berhenti mabuk, si istri depresi dan menderita sehingga si suami mabuk lagi. Ketika hal ini terjadi, si istri mulai sembuh dan perputaran itu terus berlanjut. Dalam waktu yang sama, si anak tumbuh dalam lingkungan keluarga yang terus-menerus tidak stabil.
    Sangat jelas bahwa keluarga ini bisa mencari bantuan, dan itulah tujuan dari sistem pendekatan konseling. Menurut sistem teori, masalah pribadi tidak muncul dalam lingkungan sosial yang terkucil. "Keluarga berperan penting dalam pembentukan perilaku manusia, keluarga menjadikan relasi manusia berkembang, keluarga harus mengubah fungsinya sehingga tidak akan menanamkan model interaksi yang salah dan menghidupkan terus model perilaku yang tidak efektif atau merusak." Konselor menggunakan sistem yang membantu keluarga mengganti perilaku lama ke cara baru dan lebih baik dalam menyelesaikan masalah.
    Meskipun kadang-kadang konseli muncul seorang diri, lebih baik bagi keluarga untuk bersama-sama sebagai satu unit dalam menjalani konseling. Konselor mengawasi interaksi dalam keluarga itu, menilai cara-cara mereka berelasi, menjadi penengah dalam perselisihan mereka, dan mengajarkan kepada mereka cara-cara komunikasi yang lebih efektif dan menghubungkan satu dengan yang lainnya. Anggota keluarga belajar bagaimana mendengarkan, mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka, fleksibel, saling memahami, menghadapi konflik dengan efektif, dan membangun kesadaran serta dukungan yang lebih besar satu dengan yang lain. Kadang-kadang anggota keluarga akan mendapati bahwa sesuatu yang sederhana -- misalnya berinisiatif mengadakan acara keluarga -- bisa membantu mengurangi ketegangan dan merangsang kebersamaan dalam keluarga. Kadang-kadang saat mereka bersama-sama, anggota keluarga bisa mendapatkan sendiri pemecahan masalah mereka, pemecahan masalah yang bisa mereka cob a selesaikan dan diskusikan di sesi konseling berikutnya. Dengan demikian, dalam beberapa hal, konseling keluarga merupakan bentuk kelompok konseling khusus di mana seluruh anggotanya saling berkaitan.
    Seperti dalam bentuk konseling lainnya, pendekatan keluarga tepat digunakan minimal bila ada arah. Salah satu terapis yang berpengalaman menyarankan tujuh langkah berikut ini.
    Langkah 1: Menanggapi keadaan darurat.
    Keluarga paling sering meminta konseling sebagai tanggapan atas suatu krisis atas keadaan darurat. Tugas pertama konselor adalah menenangkan hati konseli dan menunjukkan keinginan untuk membantu. Kadang-kadang Anda bisa memberikan saran pada saat itu juga sehingga memampukan keluarga untuk bertahan hingga ada waktu untuk bertemu. Pertemuan penting ini harus segera diadakan; kadang-kadang Anda bisa memutuskan untuk segera bertemu dengan keluarga itu. Namun, meskipun dalam keadaan krisis, cobalah untuk tidak mengambil alih atau membiarkan anggota keluarga tergantung pada Anda. Tugas Anda adalah memberikan pengarahan tanpa mengendalikan mereka.
    Langkah 2: Memberikan fokus keluarga itu.
    Sering kali, keluarga menyimpulkan bahwa yang menjadi sumber masalah adalah salah satu anggota keluarga. Setiap orang mendorong Anda untuk menyelesaikan dengan anggota keluarga tersebut. Mereka mungkin terkejut saat Anda menyarankan bahwa seluruh keluarga harus terlibat dalam konseling. Kadang-kadang Anda harus memulai dengan orang yang bermasalah dan pelan-pelan memasukkan anggota keluarga yang lainnya.
    "Aku menemui semua anggota keluarga," tulis Frank Pittman, seorang terapis keluarga. Bila ada seorang anggota keluarga yang penting tetapi tidak hadir, konselor ini harus menelepon atau menulis surat untuk menjelaskan mengapa seluruh keluarga harus ada bersama-sama.
    Anak-anak tidak selalu didorong untuk hadir karena mereka cenderung ribut. "Dasar dari pengumpulan anggota keluarga adalah kuasa, bukan hubungan darah, kedekatan, atau kesalahan. Siapa pun yang memiliki kuasa untuk mendukung atau melarang terjadinya perubahan harus ikut dalam konseling."
    Langkah 3: Menetapkan krisis.
    Saat Anda mendengarkan anggota keluarga menjelaskan masalah, cobalah mencari jawaban atas beberapa pertanyaan. Apa yang menyebabkan krisis? Mengapa hal itu sekarang terjadi? Kapan terakhir kali ada kedamaian di dalam keluarga sebelum krisis terjadi? Apakah hal seperti ini pernah terjadi sebelumnya?
    Tahap ini mungkin saja memerlukan beberapa sesi sebelum Anda mulai memahami permasalahannya. Kadang-kadang Anda akan harus terus menebak-nebak sampai Anda benar-benar mendapatkan gambaran yang jelas dan cara-cara berinteraksi mengenai masalah keluarga ini. Anda mungkin berulang kali harus mengatakan "Saya tidak mengerti" atau "Ceritakan dengan lebih jelas lagi mengenai hal itu" sampai Anda benar-benar paham. Seorang terapis secara berkala mengadakan konsultasi pribadi dengan anggota keluarga lainnya, dengan berdasarkan asumsi bahwa satu atau dua orang dalam keluarga, termasuk anak-anak atau kakek nenek, mungkin bisa memberikan gambaran yang lebih jelas lagi tentang dinamika keluarga itu.
    Langkah 4: Menenangkan seluruh anggota keluarga.
    Sebelum keluarga yang melakukan konseling ini bisa mengatasi situasinya, mungkin konselor perlu menenangkan hati mereka, menunjukkan ketenangan, dan membangkitkan harapan. Pada tahap ini, Anda bisa membagikan beberapa kesimpulan awal tentang apa yang menyebabkan masalah muncul dalam keluarga tersebut.
    Langkah 5: Menyarankan perubahan.
    Langkah ini meliputi pemberian saran dan tuntunan perlahan-lahan ketika orang-orang memutuskan perubahan apa yang harus dilakukan. Anda bisa membantu keluarga tersebut merundingkan beberapa perjanjian perilaku yang akan disetujui oleh setiap anggota keluarga untuk dilakukan setelah sesi konseling selesai. Anda bisa memberikan waktu untuk mendiskusikan masalah komunikasi atau menunjukkan bagaimana anggota keluarga melakukan komunikasi yang salah saat mereka bersama-sama. Mungkin perlu mempertimbangkan kembali peraturan, peran, dan harapan yang tidak realistis, batasan-batasan atau cara-cara yang lebih baik untuk bergaul satu dengan yang lainnya dalam keluarga. Orang tua mungkin membutuhkan bantuan dalam belajar untuk lebih asertif. Anggota keluarga yang bermasalah memerlukan tuntunan dalam mengubah perilaku, dan keluarga membutuhkan bantuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Keluarga mungkin membutuhkan bantuan dalam belajar berelasi satu dengan y ang lainnya dengan cara-cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab. Semuanya ini membutuhkan waktu untuk berdiskusi dan mempraktikkan perilaku-perilaku baru, baik dalam ruang konseling maupun dalam sesi konseling.
    Langkah 6: Menghadapi sikap menolak perubahan.
    Setelah Anda mulai membuat saran, Anda dengan cepat menemukan siapa yang mau bekerja sama dan siapa yang menolak perubahan. Sering kali, orang yang paling menolak perubahan bukanlah anggota keluarga yang pada awalnya dinilai bermasalah. Kadang-kadang satu atau beberapa orang akan sangat kritis, mencoba menarik diri dari konseling atau berusaha (mungkin dengan tidak sadar) memanipulasi anggota keluarga yang lain sehingga perubahan itu tidak bisa terjadi. Pada saat seperti ini, Anda perlu menunjukkan bagaimana sikap bercabang tiga dan berbelit-belit menghambat kemajuan konseling.
    Pada tahap ini, Anda telah bergerak dari stres yang menyebabkan krisis dan sedang menghadapi titik yang merusak kebahagiaan keluarga. "Merundingkan ketidakfleksibelan keluarga mungkin merupakan proses yang sulit dan lama -- dan mengancam keluarga." Di sinilah konselor perlu mempertimbangkan kemampuan orang lain yang memampukan Anda agar terus dapat memotivasi orang lain untuk berubah meskipun mereka merasa terancam, bersalah, marah, atau tidak sabar.
    Langkah 7: Menghentikan konseling.
    Krisis yang membawa keluarga untuk konseling sepertinya bisa berlalu dalam waktu yang singkat. Tugas Anda sebagai konselor adalah membantu keluarga menghadapi situasi yang tidak terduga dan belajar bagaimana menemukan masalah yang sebenarnya. Akan lebih baik untuk melengkapi mereka untuk saling berelasi satu dengan yang lainnya dan belajar bagaimana menghadapi krisis di masa yang akan datang. Saat Anda atau mereka merasa bahwa tidak ada kemajuan, itu berarti saatnya untuk menghentikan konseling. Tetapi, cobalah untuk tetap membuka pintu sehingga anggota keluarga itu bisa kembali lagi meminta bantuan bila mereka memutuskan untuk melakukannya di masa yang akan datang.

Sejarah UNIX


Unix adalah sebuah sistem operasi komputer yang dikembangkan oleh AT&T Bell Labs pada tahun 1960 dan 1970-an. Pada tahun 1960, Massachusetts Institute of Technology, AT&T Bell Labs, and General Electric bekerja dalam sebuah sistem operasi eksprimental yang disebut Multics (Multiplexed Information and Computing Service).
Di Indonesia Unix digunakan sebagai Server aplikasi, produk yang beredar di pasaran antara lain IBM AIX, HP UX, Sun Solaris. Masing-masing produk ini umumnya memiliki pasar tersendiri seperti Sun Solaris yang digunakan pada operator telekomunikasi selular, HP UX pada manufaktur dan distribusi. Fungsi Unix sebagai workstation kurang populer mengingat harganya yang mahal.
Versi 1 :
Pada tahun 1969, project MULTICS oleh AT&T dihentikan karna terlambat, tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, juga karena jauhnya jarak antara periset yang mengembangkannya, antara labolatorium New Jersey dan MIT.
Pada tahun 1969 juga, Ken Thompson, peneliti yang juga bekerja pada project MULTICS menggunakan komputer PDP-& mencoba merealisasikan ide MULTICS berkerja sama dengan Dennis Ritchie, yang juga sebelumnya bekerja dalam project MULTICS. Peter Neuman menyarankan menggunakan nama Unix untuk sistem yang baru ini, Sistem UNIX ini kemudian ditulis ulang untuk PDP-11 dari Digital dalam satu tahun. Ilmuan AT&T banyak menambahkan kemampuan pada UNIX. pada tahun 1970, sehingga banyak program-program kecil yang disebut tools di UNIX, masing-masing digunakan untuk melakukan suatu fungsi. Tahun 1973, Unix ditulis ulang oleh Ken Thompson dengan menggunakan bahasa C yang baru dari Ritchie, bahasa C dirancang untuk dapat dibawa portable dari komputer satu ke komputer lainnya. Tahun 1977, Mike Lesk mengembangkan "ported I/0 library", library yang dapat dibawa untuk mengatasi kesulitan membawa UNIX dari satu komputer ke komputer lain karna perbedaan penanganan sistem I/0 dari setiap komputer, Unix pertama kali dibawa kedalam laboratorium Interdata 8/32, komputer mikro yang sama dengan PDP-11. Tahun 1978, sistem operasi UNIX dibawa kedalam komputer mini VAX. sampai dengan saat ini Unix masih banyak sebagai sistem eksperimental. Awal 1973 lebih dari 16 AT&T atau Western Electric di luar laboratorium Bell menjalankan sistem operasi Unix, Unix kemudian menyebar. Tahun 1977 sedikitnya 500 tempat menggunakan sistem operasi Unix, 125 diantaranya adalah perguruan tinggi dan lebih dari 10 negara asing. Pada tahun 1977 juga keluar Unix Versi 6 yang memiliki dukungan komersial. Universitas California di Berkeley membayar 400 (dalam satuan dollar) untuk mendapatkan sumber Unix yang didalamnya terdapat kode sumber Unix yang lengkap. Bill joy dan Chuck Haley, lulusan dari Berkeley, mulai mengubah. Tahun 1978 Bill Joy mengeluarkan 30 salinan koleksi program dan modifikasi Unix dengan biaya pengganti media dan pengiriman seharga 50 (dalam satuan dollar). Lebih dari 6 tahun Berkeley mendapat dana dari ARPA untuk mengembangkan Unix yang kemudian disebut dengan BSD Unix. banyak pengembangan yang telah dilakukan seperti multitasking, penamaan file dengan jumlah karakter sampai dengan 255 karakter, dan kemampuan untuk digunakan di komputer lokal. pada tahun yang sama AT&T tetap mengembangkan Unix versinya, dan mulai khawatir akan kepopuleran BSD Unix. AT&T mengembangkan produk komersial Unix, yang disebut UNIX System V dan menyatakan sebagai standart Unix, dan menyatakan bahwa BSD Unix bukan merupakan produk Unix yang standart dan tidak kompetible, Pernyataan ini dikeluarkan oleh AT&T untuk meredam kepopuleran BSD Unix, juga karna hak cipta ada pada AT&T, BSD Unix dinyatakan sebagai BSD 4.2. dengan lisensi Berkeley dengan AT&T Universitas dapat secara bebas
Versi 2:
Berbicara tentang sejarah Linux, tentu tidak lepas dari sistem operasi Unix, di mana Linux merupakan turunan dari sistem operasi tersebut. Sistem operasi Unix di buat oleh Ken Thompson dan Dennis Ritchie di Bell Laboratories (A&T Bell Lab) pada tahun 1960-an. Filosofi rancangan Unix adalah untuk membuat sebuah sistem operasi yang efisien untuk mengembangkan program aplikasi. Efisien disini juga mencakup masalah penggunaan memori dengan baik dan kemudahan dalam perawatan sistem.
Ken Thompson dan Dennis Ritchie
Pada mulanya Unix dikembangkan dengan DEC (Digital Equipment Corp) tipe PDP-7. Unix pada mulanya digunakan untuk proyek pemrosesan teks. Edisi pertama muncul pada tahun 1971 dengan kemampuan seperti sistem file, pengelolaan proses, sistem antarmuka dan beberapa utilitas. Edisi Kedua muncul pada tahun 1972 dan Unix masih di tulis dalam bahasa mesin (assembly). Thompson mulai bekerja dengan bahasa B turunan dari BCPL. Ritchie mengadakan perbaikan dengan menghasilkan bahasa C, Ternyata bahasa C cukup handal dan banyak utilitas yang dibuat dengan bahasa C.
Tahun 1973, Unix ditulis kembali dengan menggunakan bahasa C dan menjadi sukses besar. Unix dikenal sebagai sistem operasi yang diimplementasikan dengan bahasa C. Unix terus dikembangkan dan sistem V merupakan pengembangan dari Unix Sistem III yang di produksi AT&T. Versi ini disesuaikan dengan IBMPC-XT, yang kemudian disusul versi VII yang dikeluarkan oleh organisasi penelitian Bell Laboratories tahun 1979. Kemudian terciptalah Berkeley 4.2 BSD dan4.3 BSD dari University of California sebagai perbaikan dari versi VII.
Microsoft juga mengembangkan Unix yang diberi nama Xenix yang didukung oleh IBM untuk PC AT dan PS/2. Kemudian muncul AIX yang merupakan variasi dari sistem V yang dirancang oleh IBM sebagai sestem operasi yang seragam untuk berbagai jenis komputer dan menjadi standar sistem operasi untuk jaringan komputer.
Unix sebagai penghubung antara pemakai mdan mesin komputer terdiri dari beberapa bagian , yaitu :
·         Kernel, yaitu bagian yang langsung berhubungan dengan semua perangkat keras yang ada
·         Utility, yaitu himpunan program yang masing-masing bermanfaat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu.
·         Shell, Yaitu sebuah program utility khusus untuk menerima perintah dari pemakai dan meneruskannya kepada kernel supaya menjalankan utility lain serta melaporkan keadaan sistem kepada pemakai.
Kernel Unix diimplementasikan oleh Ken Thompson dan Dennis Ritchie sebagai sistem operasi yang berkemampuan multiuser dan multitasking. Konsep ini terdiri dari proses kontrol dimana Unix dapat membesakan antara proses pengguna dan proses sistem, lalu disinkronisasikan antara proses dan penjadwalan, mekanisme swapping, blok I/O dan krakter sistem I/O, disk drive,  sistem file dan fungsi lainnya

Thursday, October 20, 2011

Kebudayaan Bali







Gambar diatas adalah suasana Bali, salah satu pulau yang luar biasa indahnya, dengan segala panorama budaya dan kepercayaan masyarakat Bali yang membuat kita ternganga-nganga. 



Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa PenidaPulau Nusa LembonganPulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan.
Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasaryang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agamaHindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.

sumber: wikipedia


Kesenian
Selain keindahan tempat-tempat wisata dan keramahan penduduk lokalnya, Bali juga dikenal karena keunikan kesenian dan kebudayaan masyarakat setempat yang begitu lestari. Berbagai macam kesenian seperti tarian-tarian, baik klasik maupun modern kerap digelar untuk semakin memikat para wisatawan yang berkunjung sehingga merasa sulit untuk tak datang lagi di kemudian hari ke Bali.


Barong sendiri merupakan makhluk mitologi yang memiliki esensi kebajikan sebagai aspek dasarnya. Sementara lawannya yakni Rangda yang memiliki kekuatan dan kepiawaian sangat andal digambarkan sebagai makhluk yang beresensi kejahatan dan kebatilan.  Tarian-tarian Barong ini terdiri dari 5 babak yang diawali dengan gending pembuka, dimana pada bagian pembuka digambarkan tiga orang bertopeng membuat keributan dan merusak ketenangan hutan, mereka bertemu kera dan berkelahi hingga akhirnya kera dapat memotong hidung salah satu dari mereka.


Selain mempertunjukkan Tarian Barong, pengunjung juga bisa menyaksikan Tarian Kecak yang memiliki keunikan tersendiri. Apa yang membuatnya unik? Yakni tarian ini tak diiringi oleh alat musik atau gamelan sebagaimana layaknya tarin-tarian lain pada umumnya melainkan hanya diiringi oleh suara sekitar 100-an orang.
sumber: http://bali.panduanwisata.com/festival/menengok-kebudayaan-bali-di-panggung-sahadewa/


Musik

Seperangkat gamelan Bali.
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya gamelan jegoggamelan gong gedegamelan gambanggamelan selunding dan gamelan Semar Pegulingan. Ada pula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngabenserta musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong dan perkusi kayu (xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisionalmasyarakat Banyuwangi serta musik tradisional masyarakat Lombok.
sumber: wikipedia




Pakaian daerah

Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya

Rumah Adat
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.

Pakaian Adat

Pria

Anak-anak Ubud mengenakan udeng, kemeja putih dan kain.
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
  • Udeng (ikat kepala)
  • Kain kampuh
  • Umpal (selendang pengikat)
  • Kain wastra (kemben)
  • Sabuk
  • Keris
  • Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas dan alas kaki sebagai pelengkap.


Wanita

Para penari cilik mengenakan gelung, songket dan kain prada.
Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:
  • Gelung (sanggul)
  • Sesenteng (kemben songket)
  • Kain wastra
  • Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada
  • Selendang songket bahu ke bawah
  • Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
  • Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.
sumber: wikipedia

Wednesday, October 12, 2011

Faktor-faktor Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Berkembang Pesat

Macet? Sudah menjadi hal yang biasa di kehidupan perkotaan, terutama Jakarta. Kehidupan Jakarta yang keras membuat beberapa orang ingin mengetahui, apa sebab perkotaan-perkotaan besar sering terjadi kemacetan yang meresahkan masyarakat. Menurut saya, ini terjadi karena banyaknya penduduk yang mendiami di wilayah kota-kota besar, dan ditambahnya pesatnya pertumbuhan penduduk di wilayah Indonesia.  Oleh sebab itu, berikut adalah faktor-faktor, mengapa terjadi kemacetan, ke-penuh sesakan, dan kejadian-kejadian lain yang meresahkan penduduk di Indonesia, sehingga terjadi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, alias tindakan kriminal.


1. MIGRASI

Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam banyak kasus, organisme bermigrasi untuk mencari sumber-cadangan-makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan makanan yang mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau karena kepadatan penduduk.  Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas. Pengertian Mobilitas ini lebih luas daripada migrasi sebab mencakup perpindaahan wilayah secara permanen dan sementara.
Migrasi ini merupakan akitab dari keadaan lingkungan seklitar yang kurang menguntungkan bagi dirinya. Sebagai akibat dan kedadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumberdaya yang mendukung penduduk didaerah tersebut.
Langkah-langkah imigran dalam menentukan keputusannyauntuk pindah ke daerah laina tau kawasan (aeal) lain terlebih dahulu ingin mengetahui lebih dahulu faktor-faktor sebagai berikut :
- Persediaan sumber alam
- Lingkungan sosial budaya
- Potensi ekonomi
- Alat masa depan

sumber: http://3rest.wordpress.com/2010/11/06/faktor-pesatnya-pertumbuhan-penduduk/


Tingginya perkembangan penduduk kota terutama disebabkan migrasi yang dilakukan oleh penduduk pedesaan. Urbanisasi merupakan salah satu aspek migrasi yang akan mempengaruhi pertambahan penduduk perkotaan. Todaro (2000) menyatakan bahwa munculnya urbanisasi yang berlebihan di suatu negara dipicu oleh pesatnya pertumbuhan penduduk yang didukung oleh menurunnya angka kematian serta adanya kebijakan pemerintah yang cenderung bias ke kota. Tingginya angka migrasi ke kota menyebabkan tidak meratanya distribusi penduduk atau persebaran penduduk sehingga terjadi pemusatan penduduk di perkotaan. Akibatnya kepadatan penduduk di perkotaan tersebut semakin tinggi. Tingginya angka migrasi ini disebabkan karena adanya faktor-faktor penarik dan pendorong yang menyebabkan penduduk pedesaan atau penduduk daerah lain tersebut melakukan perpindahan kedaerah perkotaan.



Faktor-faktor pendorong (push factor) antara lain adalah :
1. Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.
2. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk pertanian di wilayah perdesaan yang makin menyempit).
3. Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal.
4. Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
5. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.



Faktor-faktor penarik (pull factor) antara lain adalah :
1. Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup.
2. Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik,
3. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.
4. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar.
Todaro (1979) berpendapat bahwa motivasi seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah. Todaro menyebutkan motif utama tersebut sebagai pertimbangan ekonomi yang rasional. Mobilitas ke perkotaan mempunyai dua harapan, yaitu memperoleh pekerjaan dan harapan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari pada yang diperolehnya di tempat asalnya.
sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18232/5/Chapter%20I.pdf


2. MENIKAH USIA DINI/HAMIL DILUAR NIKAH

Perkawinan pada umumnya dilakukan oleh orang dewasa dengan tidak memandang pada profesi, agama, suku bangsa, miskin atau kaya, tinggal di desa atau di kota. Namun tidak sedikit manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik fisik maupun mental akan mencari pasangannya sesuai dengan apa yang diinginkannya. Dalam kehidupan manusia perkawinan bukanlah bersifat sementara tetapi untuk seumur hidup. Sayangnya tidak semua orang tidak bisa memahami hakekat dan tujuan dari perkawinan yang seutuhnya yaitu mendapatkan kebahagiaan yang sejati dalam berumah-tangga.
Batas usia dalam melangsungkan perkawinan adalah penting atau dapat dikatakan sangat penting. Hal ini disebabkan karena didalam perkawinan menghendaki kematangan psikologis.
Usia perkawinan yang terlalu muda dapat mengakibatkan meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggung jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri.
Pernikahan yang sukses sering ditandai dengan kesiapan memikul tanggung-jawab. Begitu memutuskan untuk menikah, mereka siap menanggung segala beban yang timbul akibat adanya pernikahan, baik yang menyangkut pemberian nafkah, pendidikan anak, maupun yang berkait dengan perlindungan, pendidikan, serta pergaulan yang baik.
Tujuan dari perkawinan yang lain adalah memperoleh keturunan yang baik. Dengan perkawinan pada usia yang terlalu muda mustahil akan memperoleh keturunan yang berkualitas. Kedewasaan ibu juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena ibu yang telah dewasa secara psikologis akan akan lebih terkendali emosi maupun tindakannya, bila dibandingkan dengan para ibu muda.
sumber: http://www.solex-un.net/repository/id/hlth/CR10-Res3-ind.pdf


3. MENERAPKAN ISTILAH "BANYAK ANAK BANYAK REJEKI"

Siapa bilang banyak anak itu bikin sial dan sulit untuk dijalani. Program KB atau keluarga berencara a.k.a keluarga berkualitas yang dicanangkan pemerintah Indonesia itu memang program yang baik untuk keluarga yang memiliki penghasilan yang terbatas, tidak senang keramaian, tidak memiliki leader yang kuat, tidak suka yang rumit-rumit, dan lain sebagainya. Toh agama tidak melarang serta KB juga tidak wajib dan yang melanggar pun tidak dihukum.
Orang-orang jaman dulu beranggapan banyak anak banyak rezeki karena mereka berorientasi pada kuantitas sumber daya manusia / sdm. Tetapi di jaman yang serba sulit ini menjadi agak bergeser. Semakin banyak anak yang berkualitas maka semakin baik pula rejekinya. Jadi kuantitas dan kualitas sdm anak semua dikelola dengan baik.
Untuk bisa menerapkan pola banyak anak banyak rejeki memang tidak mudah karena butuh pengorbanan orang tua dan saudara yang lain untuk mendukungnya. Anak yang jumlahnya banyak sudah pasti sulit sekali untuk mengurusnya. Perlu modal, waktu, tenaga, pikiran, perasaan, kepemimpinan, tercurah untuk menjalani hidup dengan banyak anak-anak.
Tetapi jika berhasil membuat anak yang dewasa dengan kualitas tinggi maka setelah itu kita akan menuai hasilnya. Dari sisi ekonomi banyak anak yang mapan dan mampu menunjang kehidupan orangtua. Dari sisi kebanggaan sudah pasti kita bangga kalau anak kita semua jadi orang yang mandiri, sukses, mapan, dll. Dari sisi agama pun kita akan tenang di akhirat jika anak-anak kita adalah anak yang soleh/soleha karena mereka akan mendoakan kita agar mendapat ampunan Tuhan.
Jadi bukan berarti Banyak Anak Tidak Banyak Rejeki, tetapi Jika kita bisa menjalani dengan baik maka Banyak Anak Banyak Rejeki bukan isapan jempol semata.