Tuesday, June 19, 2012

Konsep IBD dalam Kesusastraan (Tulisan 2)

Hai.. Kembali ke topik dalam tulisan IBD ini :)

Tulisan ke 2 saya adalah ttg Konsep IBD dlm kesusastraan. Seperti yg pada tugas telah dijelasknan panjang lebar, saya hanya akan menceritakan pengalaman dalam topik ini.

Sewaktu saya menduduki bangku SMP, saya diajar oleh seorang guru yang bernama Pak Nardi, yang mengajar bahasa Indonesia. Saya sangat menyukai cara beliau mengajar, bahkan dalam mendidik anak-anaknya begitu keras namun perhatian. Pernah suatu kali aku berpikir, untuk meneruskan bidang saya dalam dunia Kesusastraan Indonesia karena beliau. Saya ingin sekali masuk ke perguruan tinggi jurusan Sastra Indonesia. Karena tidak hanya dalam cara beliau mengajar, tetapi saya mengetahui bahwa Indonesia kaya akan budaya yang begitu indah. Saat beliau menerangkan tentang pokok bahasan Novel dan Karya Sastra Buku, saya melihat bahwa tulisan-tulisan indah dari penulis membuat saya suka membuat cerpen-cerpen dengan bahasa yang cukup baku. Tidak hanya itu, beberapa penulis idola saya seperti Kahlil Gibran sangat menjunjung tinggi bahasa dan kiasan-kiasan. Yang saya lihat disini, penulis bukan hanya dari 1 daerah sehingga mayoritas atau semua penulisnya berasal dari budaya yang sama, tetapi dari semua budaya. Kata-kata yang tidak diperkenankan seperti menghina, mengejek, menyindir atau yang lainnya dalam membuat karya tulis itu tidak diperkenankan, sehingga penulis harus bisa menghargai. Itulah menurut saya mengapa budaya tidak hanya berpengaruh dalam lingkup lingkungan atau hal lainnya, tapi dalam sastra budaya pun sangat berpengaruh dalam kehidupan ini.

Demikian pengalaman saya pada topik ini, kiranya dapat memberi pencerahan tentang Konsep IBD dalam Kesusastraan :)

No comments:

Post a Comment